Skip to main content

Sore Pada Kaili

Awan perlahan tidak menakutkan lagi. Sudah dari kemarin sore bias cahaya menembusnya dari sela2 pegunungan Noki. Aktivitas kaum urban kota sedikit demi sedikit kembali ramai, walau diantara mereka masih ada terbesit keraguan.

Sore ini nampak berbeda, setelah tiga hari melawan sakit yg disebabkan oleh angin dan pola makan yg tdk teratur, ada sedikit asa disini, ditempat ini, dibawah pohon jambu yg rindang dan warna-warni dedaunan. Menunggumu adalah keindahan.

Bagaimana tidak, seperti ujar seorang kawan "hujan ini telah lama  tak henti, aku menunggunya tidak jatuh, sebentar saja...agar orang2 yg terjebak di kiri kanan badan jalan dapat melanjutkan perjalanannya. Bukankah mengetahui kita bisa sampai ditujuan adalah hal yg menakjubkan?"

Iyaaa...kau sepertinya adalah tujuan aku menunggu, dengan kedinginan sikapmu ternyata ada banyak api disana. Iyaa, kau tidak seperti yg lain, dibalik keluguan jawabanmu ada jutaan aksara dari ribuan teks buku di dalamnya. Aghhh...dan senyummu itu, entah mengapa pahit kopi disini tak lagi terasa.

Waktu hampir menunjukkan pukul 17.30, tidak seperti biasanya kau belum juga tiba, padahal dada yg mejerembat denyut jantung semakin kencang terasa. Dan pikiran sedikit liar menerka, ada apa denganmu. Sore ini begitu sempurna untuk melanjutkan pembicaraan kita mengenai makna lagu Padi "Rencana Besar", tapi kau tak terlihat juga. Atau mungkin kau tak datang hari ini, tapi mengapa? Kabarmu pun tak ada, seandainya sakit ataukah punya hajat yg tak dapat ditinggalkan. Lalu sosok seorang muncul dari balik pagar. Matanya besar, agak melotot dan suaranya juga begitu kencang. Dia memanggilku, dengan tegas... Ada apa jawabku..."Kanda, buka hari ini" Hmmmm... sebuah pertanyaan dari pria yg begitu maskulin, dan menjadi jawaban mengapa dia tak datang hari ini.

Comments

TERPOPULER

Katanya.......

Katanya Dekati dulu Tuhannya baru dekati ciptaan-Nya Jodoh itu cerminan dari diri sendiri Yang baik hanyalah untuk yang baik pula Pantaskan diri sebelum mencari Dalam ikhiarku mencari mu, tertera hasrat yang menderu pada seseorang yang tak kutahu siapa dan dimana saat ini berada Aku hanya merasakan rindu tapi entah pada siapa Tahukah, engkau adalah alasan mengapa kuaktifkan radar ini Radar yang mencari sinyal melalui tengadah doa Mengiba pada Allah untuk mendekatkan pertemuan dengan cara memantaskan diri Radar yang telah aktif mencari sinyal yang seirama Sefrekuensi untuk dapat dijumpakan dengan caraNya Jika aku baik, maka aku akan dipertemukan dengan yang baik Jika aku buruk, maka aku akan dipertemukan dengan yang buruk Kuaktifkan radar ini dengan memantaskan diri sebaik mungkin Cinta adalah anugerah Merasakannya adalah fitrah Menjaganya adalah ibadah Karena jatuh cinta adalah mubah Maka menyikapinya bisa menjadi pahala berlimpah Atau j

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci